?Jika ingin tahu ‘harga’ seorang istri, maka buatlah dia cemburu?

2015-12-20-cemburunya seorang istri

Dan lihatlah, seluruh isi rumah tiba-tiba diam.
Mencekam.
Malam menjadi panjang.
Desahan nafas menyesakkan.

Seluruh makanan menjadi hambar dan tidak berguna lagi status sosial, pencapaian dan karir kita.
Semua hampa dan kosong!

Maka disanalah biasanya seorang lelaki lumpuh hati dan jiwanya, hilang syahwatnya, bahkan semangatnya jadi butiran debu beterbangan kesana kemari.

Bukankah ular saja kembali kelobangnya?

Bagaimana kalau persinggahannya rata bersama tanah, seakan tidak ada kisah!?
Jangan berdusta kawan, kita butuh dia.
Dia adalah kekuatan kita.

Bukankah setiap hari kita pulang kerumah membawa lelah dan berangkat lagi esok hari dengan semangat baru?

Bukankah dia yang melahirkan anak-anak kita dan lalu menjadikan cinta yang dulu bangkit lagi hingga menjulang kelangit nan tinggi.

Bukankah sifat buruknya telah mengubah kita jadi sedikit sabar dan bijak?

Bukankah dia yang menemani kita dalam duka-duka dan berbagai kekhawatiran, kesulitan, kesedihan, kepahitan serta berbagai kekeliruan dulu yang kini terangkai dalam masalalu.

Coba ingat lagi, saat jiwa dan kehormatan kita dalam bahaya.

Bukankah dia yang paling mengkhawatiri kita!?
Atau coba ingat lagi, ketika semua orang menyalahkan kita dan dia berupaya membenarkan kita.

Meski harus berdusta pada dirinya sendiri?

Adalah suatu ketika, Ummar bin Khottob rhadiyallahu anhu dimarahi istrinya dan beliau hanya diam saja.

Padahal dimasa itu beliau adalah manusia terkuat, peminpin terhebat, dicintai, dihormati, disegani bahkan ditakuti manusia dan jin.

Lalu ketika itu sahabatnya bertanya; “Kenapa engkau diam saja?” maka beliau menjawab; “Karena dialah wanita yang telah susah payah mengandung, melahirkan dan membesarkan anak-anakku”.

Sederhana namun menusuk!

Barangkali kita sering berkata dalam hati,

“Akh, dasar wanita.
Pelupa.
Saat cemburu semua jadi abu!”.

Padahal sesungguhnya kitalah yang pelupa.

Lupa bahwa dialah yang paling tahu betapa mahalnya harga syurga dalam timbangan rasa seorang wanita.

~Ustadz Nuruddin Al Indunissy

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.